Thursday, January 28, 2016

Cerita : Siapa Pengganti Raja


Jadi gini, Pada suatu hari di sebuah kerajaan yang damai, makmur, dan sejahtera hiduplah seorang raja yang bijaksana, adil, gagah, rajin menabung, dan tidak sombong. Sang raja sangat dicintai oleh rakyatnya, begitupun rakyatnya sangat mencintai Rajanya. Ehh…. sama aja ya, maksudnya Raja juga menyayangi rakyatnya. Semasa pemerintahan Sang Raja tidak ada rakyat miskin, semua hidup dalam kecukupan dan keharmonisan.

Tapi suatu ketika Sang Raja jatuh sakit dan merasa ajalnya akan segera tiba. Maka Sang Raja hendak mengadakan sayembara untuk mencari pengganti dirinya. Dibukalah pendaftaran bakal calon Raja. Para pemuda antusias untuk mendaftar. Pemilihan diawali dari seleksi admisnistrasi, wawancara, dsb (dan saya bingung) Hingga pada akhirnya terpilihlah tiga calon Raja.. empat aja lah biar beda sama cerita-cerita lain. Masa’ dari dulu tiga, gak kreatif.

Keempat calon raja tersebut diwajibkan untuk melewati seleksi tahap akhir yang dipimpin oleh Sang Raja Sendiri. Masing-masing peserta diberikan sebuah tantangan dari Sang Raja.

“Aku hendak memilih salah satu dari kalian untuk menjadi penggantiku. Untuk itu aku akan memeberikan sebuah tantangan untuk kalian dan barangsiapa yang bisa menyelesaikan tantangan tersebut dialah yang akan menggantikan aku.” Kata Sang Raja.

Masing-masing peserta diberi sebuah ranting kering. Tugas mereka adalah mematahkan ranting tersebut, tapi dengan satu syarat yaitu siapapun tidak boleh ada yang mengetahuinya. Tapi sebelum tantangan itu dilaksanakan raja berpidato pada Rakyatnya dan berpesan kepada para Calon Raja.

“Negeri ini akan semakin besar jika dipimpin oleh orang-orang berani terhadap apapun tetapi takut dan tunduk pada Tuhannya. Maka pergilah kalian… Sesungguhnya ranting itu tak akan bisa dipatahkan”. Pesan Sang Raja.

Kemudian pergilah para Calon Raja itu untuk menyelesaikan misi dari Sang Raja.

Setelah beberapa hari mereka kembali kehadapan Sang Raja dan Penduduk Negeri. Dari empat peserta, tiga diantaranya membawa ranting yang patah sedangkan hanya satu orang yang membawa ranting yang masih utuh. Para penduduk negeri itu mulai penasaran. Siapakah nantinya yang akan menjadi Raja mereka.

“Hai pemuda bagaimana hasilhya ?”. Tanya Sang Raja pada Calon no 1.

“Sesuai perintah baginda hamba telah mematahkan ranting ini ditengah hutan, dan tidak ada siapapun yang tahu”. Jawabnya.

“Hebat sekali… hutan itu banyak binatang buasnya dan kau telah masuk ke dalamnya, kau sungguh berani”.

Seluruh penduduk bertepuk tangan atas keberanian Calon No. 1. Lalu Sang Raja pun bertanya pada Calon No.2

“Apa yang sudah engkau lakukan wahai pemuda ?”. Tanya Sang Raja.

“Hamba sudah mendaki gunung tertinggi lalu mematahkan ranting ini, dan hamba pastikan tidak ada siapapun yang mengetahuinya.”

“Mendaki gunung itu sangat berbahaya harus melewati tebing yang terjal dan jurang yang curam, dank au sungguh berani.” Puji Sang Raja.

Para wargapun kembali bertepuk tangan. Kali ini lebih riuh dan ramai. Raja pun melanjutkan pertanyaan pada Calon ke 3.

“Apa yang sudah engkau lakukan ?”.

“Saya telah menyelam dilautan dalam dan mematahkan ranting ini”.

“Luar biasa… tidak banyak orang yang bisa menyelam sedalam itu dan bergelut dengan hiu-hiu ganas, dank au telah melakukannya itu luar biasa”.
Penduduk negeri semakin antusias mereka bertepuk tangan dengan penuh semangat, tak sedikit dari mereka yang berdiri untuk mengapresiasi. Bahkan dari mereka ada yang sudah menduga inilah pengganti Raja.

Tapi hasil belum pasti masih ada satu peserta yang belum diinterogasi. Berbeda dari ketiga calon sebelumnya yang bertubuh besar dan kekar, Pemuda ini berbadan kecil, kurus, dekil, dan lusuh. Ia hanyalah seorang petani yang tinggal dipinggiran negeri. Calon no 4 ini ternyata rantingnya masih utuh. Tidak hanya Raja, Rakyatpun dibuat heran oleh pemuda yang satu ini. Tantangan yang diberikan begitu mudah tapi mengapa dia tak bisa menyelesaikannya. Raja pun begitu penasaran, ditanyalah pemuda ini.

“Wahai anak muda mengapa tak kau patahkan rantingnya. Bukankah itu hanya sebuah ranting kering ?”.

“Yang bener aja, Ja… mau dimanapun sembunyi di belakang rumah, masuk ke hutan, naik gunung, menyelam ke dasar laut. Allah Maha Tahu, dimanapun saya berada Dia selalu mengawasi maka tak ada kesempatan bagiku untuk mematahkan ranting ini.”

Para warga yang menyaksikan kejadian ini dibuat kaget bukan kepalang. Bagaimana bisa, ia berani lancang pada Raja, berkata dengan perkataan yang tak seharusnya diucapkan Rakyat kepada Rajanya. Habis sudah.. sepetinya pemuda ini akan dijatuhi hukuman pancung, begitu pikir sebagian warga.

Tapi apa yang terjadi justru sebaliknya Sang Raja malah terwawa bahagia

“Hahaha… Hai pemuda engkaulah yang akan menggantikanku kelak. Aku sudah memutuskan kaulah yang berhasil menjawab tantanganku. Ya.. Negeri ini akan semakin besar jika dipimpin oleh orang berani kepada apapun tapi takut dan tunduk pada Tuhannya. Dan kau memilih tak mematahkan rantingnya karena merasa Allah selalu bersamamu. Lagipula kau tak sopan padaku, itu artinya kau lebih berani dari mereka bertiga. Hahaha….”

No comments:

Post a Comment